Rabu, 30 November 2011

Hisablah dirimu sebelum dirimu dihisab

Segala puji bagi Allah semata, salam terhadap Nabi Saw
Saudaraku : pernahkah kamu menyendiri dan menghisab apa yang telah kamu katakana dan kamu perbuat ? pernahkan kamu satu hari menghitung keburukannmu sebagaimana kamu menghitung kebaikanmu ? bahkan apakah kamu pernah mengkhayal ketaatanmu yang kamu banggakan ? bila kamu mendapatkan bahwa kebanyakan dari amalanmu itu dipenuhi dengan riya' lalu bagaimana mungkin kamu dapat bersabar pada keadaan seperti ini, dan perjalananmu dipenuhi dengan ketidak senangan dan marabahaya ? dan bagaimana kamu menghadap Allah sedangkan kamu dipenuhi dengan beban dan dosa-dosa ?

Umar bin Al Khattab berkata : hisablah dirimu sebelum dihisab, dan timbanglah sebelum ia ditimbang, bila itu lebih mudah bagi kalian dihari hisab kelak untuk menghisab dirimu dihari ini, dan berhiaslah kalian untuk pertemuan akbar, pada saat amalan dipamerkan dan tidak sedikitpun yang dapat tersembunyii dari kalian.


Ibadah dan takut

Allah telah memuji orang yang taat kepadanya : (Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,
Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun),
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. Al Mu'minuun 57-61)
Dari Aisyah RA berkata : saya bertanya pada Rasulullah Saw tentang ayat ini, apakah mereka itu adalah peminum khamr, pezina dan pencuri ? Beliau menjawab : tidak wahai putri as shiddiq, tetapi mereka melaksanakan puasa dan shalat, bersedekah, dan mereka takut tidak diterima amalannya, dan mereka berlomba-lomba dalam kebajikan) HR At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Saudaraku : beginilah keadaan para salaf kita, mereka mendekatkan diri pada Allah dengan segala ketaatan, dan berlomba-lomba dengan beragam perbuatan yang dapat mendekatkan dirinya pada Allah, dan mereka menghisab dirinya atas keteledoran, kemudian mereka merasa takut bila amalan mereka tidak diterima Allah.
As shiddiq RA : dia banyak menangis, dan dia berkata : menangislah kalian, bila tidak dapat menangis maka berusahalah menangis, dan dia berkata : demi Allah saya lebih senang menjadi pohon yang dapat dimakan dan dapat dijadikan tongkat.

Umar bin Al Khattab RA membaca surat At Thur dan ketika sampai pada firman Allah : (At Thur 7) dia menangis dan tangisnya semakin menjadi hingga dia jatuh sakit dan dia selalu membiasakan itu. Suatu saat dia melewati ayat pada wirid malamnya dan membuatnya takut, dia tinggal dirumah beberapa hari dan orang-orang menjenguknya, mereka mengiranya sakit, dan pada wajahnya terdapat dua garis hitam disebabkan menangis.

Ibnu Abbas berkata padanya : Denganmu Allah membukakan beberapa Negara dan kamu tetap beramal, Umar menjawab : saya ingin saya selamat dan tidak mendapatkan pahala dan tidak ada dosa.
Utsman bin Affan RA bila dia berdiri diatas kuburan dia menangis hingga jenggotnya basah, dan dia berkata : andaikata saya berada antara surga dan neraka, saya tidak tahu kemana saya diperintahkan, maka saya akan memilih menjadi debu sebelum saya mengetahui kemana saya akan kembali.
Ali bin Abi Thalib RA : dia banyak menagis dan takut, dan banyak menghisab dirinya. Dan ketakutannya yang paling besar adalah dari dua hal : panjang cita-cita dan mengikuti hawa nafsu. Dia berkata : adapun panjang cita-cita akan melupakan pada akhirat, dan adapun mengikuti hawa nafsu maka akan menutup dari kebenaran.

Peringatan Allah didalam hati.
Dari Nuwas bin Sam'an RA dari Nabi Saw bersabda : Allah menggambarkan jalan yang lurus, dikedua belah jalan lurus itu ada dua pagar, didalamnya terdapat pintu-pintu yang terbuka, dan diatas pintu-pintu itu ada garis-garis tipis, dan diatas jalan ada seorang yang memanggil seraya berkata : wahai manusia, berjalanlah diatas jalan semuanya dan jangan melenceng, dan seorang memanggil diatas jalan, bila salah satu kalian ingin membuka satu pintu dari pintu-pintu itu, dia berkata : celakalah kamu ! maka bila kamu membukanya kamu akan memasukinya. Jalan itu adalah islam. Garis-garis itu adalah hududullah. Dan pintu-pintu yang terbuka adalah maharimullah. Dan orang yang memanggil dari atas adalah : peringatan Allah yang ada dihati setiap muslim. (HR Ahmad dan Hakim dan dishahihkan oleh al Al Bani.
Marilah kita mengikuti peringatan Allah yang ada dihatimu ? marilah kita menjaga hudullah dan maharimullah ? mari kita memerangi musuh Allah dan musuhmu, Allah berfirman : "Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.(Fathir 6)

Dari Khalid bin Mi'dan RA berkata : tidaklah seorang hambapun kecuali dia mempunyai dua mata diwajahnya dengan keduanya melihat perkara dunia, dan dua mata dihatinya dengan keduanya melihat perkara akhirat, bila dia membuka kedua matanya yang ada dihatinya, maka Allah akan memperlihatkan keghaiban dengan keduanya seperti dijanjikan Allah, bila dia menginginkan selain itu, maka dia akan dibiarkan seperti apa adanya lalu dia membaca : surah Muhammad ayat 24 (Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci?.


Beberapa pendapat tentang muhasabah diri :
1.      Umar bin al Khattab RA menulis surat untuk sebagian pegawainya : muhasabahlah dirimu dalam keadaan senang sebelum dimuhasabah pada saat susah, sesungguhnya orang yang menghisab dirinya disaat senang sebelum datang kesusahan (kiamat), maka urusannya akan menjadi ridha, dan barang siapa yang menuhankan hidupunya, dan disibukkan oleh hawa nafsunya, maka urusannya akan berakhir dengan penyesalan dan kerugian.
2.      Al Hasan berkata : orang mukmin jangan melupakan untuk bermuhasabah diri : apa yang hendak kamu kerjakan ? apa yang hendak kamu makan ? dan apa yang hendak kamu minum ? karena orang fajir selalu melangkah tanpa bermuhasabah diri.
3.      Qotadah berpendapat tentang firman Allah (adalah keadaannya itu melewati batas. (Al Kahfi 28) dia menyia-nyiakan dirinya, walaupun demikian dia merasa menjaga hartanya, dan menyia-nyiakan agamanya.
4.      Al Hasan berkata : sesungguhnya seorang hamba akan tetap dalam kebaikan selama dia memperingati dirinya, dan muhasabah adalah semangatnya.
5.      Maimun bin Mahran berkata : tidaklah seorang hamba menjadi bertakwa hingga dirinya sangat memperhatikan muhasabahnya lebih dari perhatian seorang teman terhadap temannya, oleh karena itu dikatakan : nafsu bagaikan teman yang berhianat, bila tidak dihisabnya maka dia akan pergi dengan semua yang kamu miliki.
6.      Dari Wahab, Imam Ahmad menyebutkan : disebutkan dalam hikmah Keluarga Daud : haknya orang yang berakal adalah tidak melupakan empat perkara : waktu untuk bermunajat pada Tuhannya, waktu untuk menghisab dirinya, waktu untuk bertemu dengan teman-temannya yang memberitahu keburukannya dan untuk berbuat jujur terhadap dirinya, dan waktu untuk dirinya dan kelezatannya apa yang halal dan hendaknya dilakukan, karena waktu ini merupakan penolong atas mengekang hati.
7.      Al Ahnaf bin Qois mendatangi sebuah lampu, lalu meletakkan jarinya didalamnya kemudian berkata : rasakan wahai Hanif, apa yang kamu bawa kamu berbuat seperti ini ? apa yang membawamu berbuat seperti ini ?
8.      Al Hasan berkata : seorang mukmin adalah pemimpin dirinya, menghisab dirinya karena Allah, sesungguhnya hisab pada hari kiamat itu menjadi mudah bagi kaum yang menghisab dirinya didunia, dan susah hisab pada hari kiamat bagi kaum yang tidak mempedulikan muhasabah. 
Beberapa macam muhasabah diri
Muhasabah diri terbagi menjadi dua : sebelum perbuatan dan sesudah perbuatan.
Macam yang pertama : muhasabah diri sebelum perbuatan yaitu seorang hamba melihat awal kemauannya, dan jangan bersegera beramal hingga jelas perioritas amalannya. Al Hasan berkata : Allah memberikan rahmat kepada seorang hamba yang melihat tujannya, bila tujuannya karena Allah dia melakukannya, dan bila tidak dia mengakhirkannya.
Macam yang kedua : muhasabah diri setelah perbuatan

Dan ia terbagi menjadi tiga :
Yang pertama : muhasabah diri terhadap ketaatan yang dilakukan dengan tidak sempurna, hak Allah dalam ketaatan terbagi menjadi 6 perkara :

1.      Ikhlas dalam melaksanakan perbuatan.
2.      Nasehat karena Allah
3.      Mengikuti Rasulullah Saw dalam amalannya.
4.      Menyaksikan kebaikan Allah
5.      Menyaksikan pemberian Allah kepadanya.
6.      Menyaksikan kekurangan dirinya dalam beribadah.

Dengan demikian seorang hamba menghisab dirinya apakah dia sudah mendapat haknya pada maqam ini ?
Apakah dia menjalankan hak-hak-Nya pada ketaatannya ?

Yang kedua : menghisab dirinya pada setiap amalan yang ditinggalkannya itu lebih baik dari pada dilakukannya.

Yang ketiga : menghisab dirinya pada perbuatan mubah atau perbuatan yang biasa dilakukan, kenapa dilakukan ? apakah menginginkan dengannya pahala Allah dan tempat diakhirat ? atau ingin beruntung, atau mempunyai keinginan didunia dan balasan yang disegerakan didunia ? maka dia akan merugi dan tidak akan mendapatkan keberuntungan dengannya.

Beberapa penyebab yang dapat menolong untuk bermuhasabah dan mempermudah muhasabah :
1.      Pengetahuannya bahwa semakin rajin dia bermuhasabah dirinya sekarang, maka dia akan mendapatkan ketenangan dihari kelak, dan semakin dia meremehkan muhasabah sekarang maka dia akan menjadi berat dihari penghisaban.
2.      Pengetahuannya bahwa keuntungan muhasabah diri dan pengawasannya adalah tempat di surga firdaus, dapat memandang wajah Rabb, dan berdampingan tempat dengan para nabi, orang-orang shaleh, dan orang-orang bijak.
3.      Melihat kehancurkan orang-orang yang meninggalkan muhasabah dirnya, dan dimasukkan kedalam neraka, dan dihajab dari rabbnya, serta berdampingan dengan orang kafir, sesat dan orang-orang jahat.
4.      Berteman dengan orang-orang baik yang selalu bermuhasabah diri dan melihat kekurangan dirinya, dan meninggalkan berteman dengan selainnya.
5.      Melihat keadaan orang-orang yang selalu bermuhasabah dan melihat keadaan para salaf yang shaleh.
6.      Berziarah kubur dan memikirkan keadaan orang-orang yang telah meninggal yang tidak bermuhasabah dir atau memenuhi yang telah ditinggalkan.
7.      Menghadiri majlis ilmu, nasehat, dan dzikir karena itu dapat mengajak pada muhasabah diri.
8.      Bangun malam, membaca Quran, dan mendekatkan diri pada Allah dengan berbagai macam ketaatan.
9.      Menjauhkan diri dari tempat-tempat sia-sia karena itu dapat menyebabkan manusia lupa dari bermuhasabah diri.
10.  Berdzikir pada Allah dan berdoa pada-Nya supaya dijadikan orang yang bermuhasabah dan bermuroqobah, dan supaya diberikan ketetapan pada setiap kebaikan.
11.  Berburuk sangka pada diri, karena berbaik sangka pada diri menyebabkan kelalaian bermuhasabah, dan mungkin seseorang melihat –dengan prasangka baiknya terhadap dirinya- keburukannya dan kejahatannya sebagai kesempurnaan.


Bagi orang mukmin yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah jangan melupakan muhasabah dirinya, dan selalu berusaha dalam setiap keadaan, karena setiap nafas sepanjang umur adalah permata yang sangat berharga yang mungkin dapat dibelikan barang yang tidak ada habisnya kenikmatannya sepanjang masa. Menyia-nyiakan nafas, atau pemiliknya membelikan sesuatu yang dapat mendatangkan kehancurannya merupakan kerugian yang sangat besar, dan ini tidak mungkin dilakukan kecuali oleh orang bodoh, dan kerugian ini akan benar-benar tampak pada hari kiamat (Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebaikan dihadapkan (di mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.(Ali Imron 30).
Saudaraku :
Taubah bin As shumah termasuk orang yang menghisab dirinya, suatu hari dia menghisab dirinya, didapatinya dia telah berumur enampuluh tahun, lalu dia menghitung hari-harinya, ternyata berjumlah 21.500 hari, lalu dia berteriak, celakalah aku ! aku akan bertemu dengan Tuhanku dengan 21.500 dosa ? bagaimana dan aku setiap hari melakukan ribuan dosa ? kemudian dia jatuh pingsan dan meninggal, ada seseorang yang berkata : berungtunglah engkau yang berlari kesurga firdaus.

Cara bermuhasabah diri
Imam Ibnul Qoyyim RA menyebutkan bahwa muhasabah diri dapat dilakukan dengan :
Pertama : memulai dari hal yang wajib, bila dia mendapatkan kekurangan maka usahakan memenuhinya.
Kedua : kemudian larangan-larangan, bila dia mengetahui bahwa dia telah berbuat satu dosa, maka tutuplah dengan taubat, istighfar dan kebaikan yang dapat menghapusnya.
Ketiga : bermuhasabah diri atas kelalaian, dan menutupinya dengan dzikir dan menghadap Allah.
Keempat : bermuhasabah diri atas gerak-gerik anggota tubuh, ucapan lisan, perjalanan kedua kaki, perbuatan tangan, dan pendengaran kedua telinga, apa yang kamu inginkan dengan ini semua ? dan untuk siapa dia melakukannya ? dan demi apa kamu melakukannya ?

Beberapa faedah muhasabah diri adalah :
1.      Melihat aib diri sendiri, dan barang siapa yang tidak mampu melihat aibnya sendiri maka dia tidak mungkin menghilangkannya.
2.      Bertaubat, menyesal dan berusaha mengganti yang tertinggal dikala mampu.
3.      Mengetahui hak Allah, karena dasar muhasabah diri adalah bermuhasaba atas keteledorannya terhadap hak Allah.
4.      Merasa banyak salah dihadapan Allah.
5.      Mengetahui kebaikan Allah, ampunan, dan rahmat-Nya terhadap hamba-Nya bahwa Dia tidak menyegerakan memberikan balasan walaupun mereka telah berbuat kemaksiatan dan pelanggaran.
6.      Mencoba menghilangkan ujub dan riya' terhadap amalan.
7.      Berusaha sekuat mungkin untuk taat dan meninggalkan kemaksiatan agar mempermudah muhasabah.
8.      Mengembalikan hak-hak pada pemiliknya, dan meminta kerelaannya, dan berbudi baik, ini merupakan buah dari muhasabah yang paling besar.

Umur kita :
Al Fudhail bertanya pada seseorang : beberapa umur yang telah diberikan padamu ? dia menjawab enam puluh tahun. Dia (al fudhail) berkata padanya : anda sejak enam puluh tahun berjalan menuju Tuhanmu dan hampir sampai.
Abu al Darda' berkata : sesungguhnya anda adalah hari-hari, setiap kali berlalu satu hari darimu maka berlalu pula sebagian darimu.

Saudaraku
Berapa shalat yang telah anda tinggalkan ? berapa jumat ? berapa puasa ? berapa zakat yang anda tidak keluarkan ? berapa haji ? berapa kebajikan yang anda bermalas-malas melakukannya ? berapa kemungkaran yang anda diamkan ? berapa pandangan haram yang anda lakukan ? berapa ucapan kotor yang anda ucapkan ? berapa kali anda membuat kedua orangtuamu marah ? berapa kali anda memperlakukan kasar terhadap orang yang lemah ? berapa orang yang anda telah dzalimi ? berapa orang yang telah anda ambil hartanya ?
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Saw berkata : Tahukah anda siapa itu orang yang bangkrut ? mereka menjawab : orang bangkrut diantara kita adalah orang yang tidak mempunyai satu dirhampun dan tidak mempunya perlengkapan ? Beliau menjawab : sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat dengan shalat, puasa dan zakat, dan dia datang dengan menghina ini, dan memakan harta ini, dan menumpahkan darah ini, dan memukul ini, maka diberikan dari kebaikannya dan ini dari kebaikannya, maka bila habis kebaikannya sebelum diberikan keputusan padanya, diambil dari kesalahan mereka dan diberikan kepadanya, kemudian dilemparkannya kedalam api neraka. HR Muslim.

·  Sudahkan anda mengingat Allah ketika bangun tidur?
·  Sudahkan anda sholat subuh di masjid hari ini?
·  Sudahkan anda membaca dzikir pagi hari ini?
·  Sudahkah anda memulai harimu dengan meminta kepada Allah agar memberimu rizki yang halal dan berhati hati dalam mencarinya?
·  Sudahkan anda memohon kepada Allah tiga kali agar memasukkan anda ke dalam surga?
·  Sudahkan anda memohon perlindungan Allah dari siksa neraka?
·  Sudahkan anda memelihara seluruh sholat wajibmu dengan berjamaah di masjid tepat pada waktunya?
·  Sudahkan anda hari ini melaksanakan sholat sunnah rawathib?
·  Sudahkan anda disiplin membaca wirid setiap selesai adza dan sholat?
·  Sudahkah anda khusu' dalam sholat dan memahami apa yang anda baca dalam sholat itu?
·  Sudahkah anda bertaqwa kepada Allah dalam menjalankan usaha makan, minum dan berpakaian?
·  Sudahkah anda memuji Allah atas nikmat Islam?
·  Sudahkah anda Memuji Allah atas nikmat pendengaran, penglihatan,, hati dan nikmat yang lain?
·  Sudahkah anda memanfaatkan waktu istijabah dan anda berdoa di dalamnya?
·  Sudahkah anda membaca, mengkaji, menghafal dan mengamalkan kitabullah dan sunnah rasul?
·  Sudahkan anda belajar sesuatu menjalankan kewajiban kewwjiaban agama dan hadir di pengajian?
·  Sudahkah anda hari ini menjaga pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota badan anda dari perbuatan haram?
·   Sudahkah anda hari ini membaca sholawat atas nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam?
·  Sudahkah andahari ini menjenguk orang sakit?
·  Sudahkah anda  hari ini ta'ziyah pada jenazah?
·  Sudahkah andahari ini amar ma;ruf nahi munkar?
·  Sudahkah anda  memberi nasehat karena Allah?
·  Sudahkah anda hari ini menolong sesama saudara muslimin?
·  Sudahkah anda  mematuhi perjanjian dan bersikap benar?
·  Sudahkah anda hari ini bersikap ikhlas dalam perbuatan?
·  Sudahkah anda berlaku ssederhana baik di kala miskin maupun punya?
·  Sudahkah anda menyambung silaturahim?
·  Sudahkah anda berlaku adil saat senang maupun marah?
·  Sudahkah anda memaafkan perbuatan aniaya orang lain pada anda?
·  Sudahkah anda memberi sesuatu pada orang yang belum pernah memberi pada anda?
·  Sudahkah andah ari ini diam dan berpikir, ucapan anda, perbuatan anda  lalu anda ambil pelajaran?
·  Sudahkah anda  mencintai dan membenci kerana Allah?
·  Sudahkah anda berpikir unutk menjauhi teman yang jahat dan memilih teman yang baik?
·  Sudahkah andamencari kenalan /saudara baru di jalan Allah?
·  Sudahkah anda   menghindari banyak tawa yang mengeraskan hati?
·  Sudahkah andahari ini menangis takut siksaan Allah?
·  Sudahkah anda  hari ini bersedekah pada fakir miskin?
·  Sudahkah anda hari ini tersenyum pada saudara muslim?
·  Sudahkah anda   meninggalkan amarah untuk kepentingan diri sendiri dan berusaha marah hanya karena Allah?
·  Sudahkah andamenjaga lidah anda dari ucapan yang tidak bermanfaat?
·  Sudahkah anda   membiasakan diri dengan sikap santun, sabar, wara', taqwa, kasih sayang, tawakal dan ikhlas?
·  sudahkan anda sabar dan istirja' saat ditimpa musibah?
·  sudahkan anda memelihara sunnah?
·  Sudahkah anda berpuasa sunnah hari ini?
·  Sudahkah anda   mengingat kematian?
·  Sudahkah andamemanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya?
·  sudahkan anda mengerjakan sholat sunnah?
·  Sudahkah anda memenuhi kewajiban baik atas diri, harta, orang tua, anak, istri, kerabat, tetanggag dan hak dakwah di jalan Allah?
·  Sudahkah anda   melaksanakan amalan hari jum'at?
·  Sudahkah anda menutup hari dengan taubatan nashuha dan istighfar dengan khusyu'?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar