Rabu, 04 Januari 2012

15 Sifat Manusia Dalam Al-Qur'an

pertama, manusia itu LEMAH
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)

Minggu, 04 Desember 2011

Cara Allah menjaga Dan Mewariskan Al-Qur'an

Setiap Agama di Dunia Ini masing-masing mempunyai kitab, Yang dianggap nya sebagi kitab suci :

Agama hindu                           Kitab weda
Agama Buddha                       Kitab tripitaka
Agama yahudi                         Kitab taurat    
Agama Nasrani                       Kitab injil
Penganut khong hu cu           Kitab tao tek cing
Agama Majusi                         Kitab (Zend Avesta Dan Dasatir)
Kitab orang kebatinan           Kitab Serat jentani/ Darmogandul
Sedangkan kita  umat islam  Oleh Allah Diberikan Kitab Al-Quran
Yang Akan kita bahas Dalam bahasan kali ini ialah:
Cara Allah menjaga Dan Mewariskan Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an surat Al-Hijr, surat ke 15 ayat ke 9, Allah Swt. berfirman:
 “ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”
Ayat di atas merupakan komitmen dan jaminan dari Allah Swt., bahwa Dia selain menurunkan dan mewahyukan Al-Quran, juga berkomitmen akan menjaga kemurniannya hingga Hari Kiamat.
Salah satu wujud komitmen-Nya, Allah Swt. menciptakan jutaan penghafal Alquran di seluruh dunia. Dengan cara seperti inilah Al-Qur'an tetap terjaga karena Al-Qur'an tersimpan dalam hafalan sebagian umat Islam sehingga seandainya seluruh mushaf Al-Qur'an yang ada di bumi ini hilang atau dibakar maka hal tersebut tidak akan berpengaruh banyak terhadap nasib Al-Qur'an ke depannya.
Itulah cara unik Allah Swt. dalam menjaga Al-Qur'an dengan membuatnya mudah dan bisa dihafalkan, walau oleh anak-anak sekalipun.
Salah satu peran penting lainnya yang menjadikan Al-Qur'an tetap terjaga adalah peran yang diajarkan oleh para guru ngaji/ustadz/kyai. Merekalah yang sedari awal menjadi cahaya yang menuntun umat dalam mengenal Al-Qur'an. Dimulai ketika kita mulai mengenal huruf hijaiyah, kemudian membaca Al-Qur'an, lalu membaca dengan tartil dan fasih, sampai menghafal ayat demi ayat.
Peran guru ngaji/ustadz/kyai dalam mengenalkan umat kepada Al-Qur'an memang sangat vital,penting karena dari merekalah dimulai estafet dalam memelihara kesucian Al-Qur'an.
banyak guru ngaji yang tidak membebankan anak-anak untuk 'membayar sedekah' rutin. Para guru ngaji di sini nantinya hanya akan menerima sedekah seikhlasnya saja, tidak pernah dipatok berapa dan juga tidak pernah dipatok harus kapan membayar sedekahnya. Boleh jadi mereka akan menerima seminggu sekali, sebulan sekali atau bahkan tidak sama sekali : Tapi mereka tidak pernah mempermasalahkan soal bayaran tersebut, mungkin dalam benak mereka cukuplah Allah Swt. yang kelak akan membayar semua jasa-jasa mereka. Coba kita renungkan betapa besarnya jasa mereka………..
Sungguh Allah Swt. sudah memberikan jaminan akan menjaga dan memelihara Al-Qur'an sampai akhir zaman dan salah satu caranya adalah tetap menjaga estafet pengajaran Al-Qur'an dari satu orang ke orang lain, dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Rasulullah Saw banyak memiliki penulis yang menulis wahyu. Penulis wahyu dalam sejarah tercatat sebanyak 43 orang dimana yang paling terkenal adalah empat khalifah pertama, akan tetapi yang paling banyak di samping Rasulullah Saw (menuliskan wahyu) adalah Zaid bin Tsabit dan Ali bin Abi Thalib .
Jumlah penghafal al-Qur'an sedemikian banyaknya sehingga kita baca dalam sejarah pada satu peperangan pada masa kekhalifaan Abu Bakar 400 orang pembaca al-Qur'an yang terbunuh
Dari sini menjadi jelas bahwa para penghafal, pembaca dan pengajar al-Qur'an sedemikian banyaknya sehingga pada satu medan perang mereka semuanya mati syahid. Al-Qur'an bukanlah sebuah kitab apkiran yang diletakkan di sudut rumah atau masjid yang terlupakan karena lumuran debu sehingga ada seseorang yang mencoba untuk menambah atau menguranginya.

Banyak laporan yang menunjukkan bahwa di Pakistan terdapat kurang-lebih satu juta lima ratus orang penghafal al-Qur'an! Salah satu syarat untuk dapat diterima belajar di Universitas al-Azhar adalah menghafal seluruh al-Qur'an. menghafal al-Qur'an ini sudah ada semenjak masa Rasulullah Saw yang memerintahkan dan menekankan kepada kaum Muslimin di setiap masa untuk menghafal al-Qur'an sebagiamana hal ini dapat dijumpai pada banyak riwayat. Apakah, dengan kondisi seperti ini, masih tersisa kemungkinan bahwa al-Qur'an telah mengalami penyimpangan?
Dalil  Kemukjizatan al-Qur'an
Tantangan untuk menghadirkan semisal al-Qur'an:
 Allah Swt berfirman: " 
Qs.2:23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. “

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Qs. Al-Isra [17]:88)

Tantangan lain al-Qur'an terkait dengan tiadanya perbedaan dalam al-Qur'an, 
 "Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Qs. Al-Nisa [4]:82)

TIGA JENIS MUSLIM PEWARIS ALQURAN
Dalam Al-Qur'an surat Faathir, surat ke 35 ayat ke 31-32 dan 33, Allah Swt. berfirman:

Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.”

  Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikandengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”

  (Bagi mereka) syurga 'Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.”

MENGAPA ZHÂLIMUN LINAFSIHI DIDAHULUKAN PENYEBUTANNYA DALAM AYAT?
Para ulama telah mencoba menganalisa penyebabnya. Sebagian ulama berpendapat, supaya golongan pertama itu tidak mengalami keputus-asaan dari rahmat Allâh Ta'ala, dan golongan sâbiqun bilkhairat tidak silau dan terperdaya dengan amalan sendiri. Sebagian ulama lain menyatakan, alasan mendahulukan golongan zhâlimun linafsihi lantaran mayoritas penghuni surga berasal dari golongan itu. Sebab, orang yang tidak pernah terjerumus dalam perbuatan maksiat jumlahnya sedikit.

PELAJARAN DARI AYAT
1.      Tingginya kemuliaan umat Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dengan memperoleh anugerah kitab Al-Qur‘an yang memuat kebenaran dan hidayah kitab Injil dan Taurat.
2.      Luasnya rahmat Allâh Ta'ala bagi umat Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam
3.      Kaum muslimin terbagi menjagi tiga tingkatan dalam beramal.
4.      Pentingnya berlomba-lomba dalam kebajikan.
5.      Orang yang berbuat dosa selain kufur dan syirik tidak kekal di neraka.
6.      Penjelasan mengenai kenikmatan penghuni surga.

Rabu, 30 November 2011

ILMU HADITS

Pengertian Hadits
Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur’an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an.
Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah.
Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini.
  • Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi
    • Hadits Mutawatir
    • Hadits Ahad
      • Hadits Shahih
      • Hadits Hasan
      • Hadits Dha’if
  • Menurut Macam Periwayatannya
    • Hadits yang bersambung sanadnya (hadits Marfu’ atau Maushul)
    • Hadits yang terputus sanadnya
      • Hadits Mu’allaq
      • Hadits Mursal
      • Hadits Mudallas
      • Hadits Munqathi
      • Hadits Mu’dhol
  • Hadits-hadits dha’if disebabkan oleh cacat perawi
    • Hadits Maudhu’
    • Hadits Matruk
    • Hadits Mungkar
    • Hadits Mu’allal
    • Hadits Mudhthorib
    • Hadits Maqlub
    • Hadits Munqalib
    • Hadits Mudraj
    • Hadits Syadz
  • Beberapa pengertian dalam ilmu hadits
  • Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer

I. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya Perawi
I.A. Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:
  1. Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.
  2. Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath’iy.
  3. Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama.
I.B. Hadits Ahad
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah “zhonniy”. Sebelumnya para ulama membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha’if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:
I.B.1. Hadits Shahih
Menurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu’allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
  1. Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.
  2. Harus bersambung sanadnya
  3. Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil.
  4. Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)
  5. Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)
  6. Tidak cacat walaupun tersembunyi.
I.B.2. Hadits Hasan
Ialah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syadz.
I.B.3. Hadits Dha’if
Ialah hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.
II. Menurut Macam Periwayatannya

II.A. Hadits yang bersambung sanadnya
Hadits ini adalah hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW. Hadits ini disebut hadits Marfu’ atau Maushul.
II.B. Hadits yang terputus sanadnya
II.B.1. Hadits Mu’allaq
Hadits ini disebut juga hadits yang tergantung, yaitu hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya, yang berarti termasuk hadits dha’if.
II.B.2. Hadits Mursal
Disebut juga hadits yang dikirim yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan sahabat tempat menerima hadits itu.
II.B.3. Hadits Mudallas
Disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad ataupun pada gurunya. Jadi hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.
II.B.4. Hadits Munqathi
Disebut juga hadits yang terputus yaitu hadits yang gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi’in.
II.B.5. Hadits Mu’dhol
Disebut juga hadits yang terputus sanadnya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’it dan tabi’in dari Nabi Muhammad SAW atau dari Sahabat tanpa menyebutkan tabi’in yang menjadi sanadnya. Kesemuanya itu dinilai dari ciri hadits Shahih tersebut di atas adalah termasuk hadits-hadits dha’if.
III. Hadits-hadits dha’if disebabkan oleh cacat perawi

III.A. Hadits Maudhu’
Yang berarti yang dilarang, yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau dituduh dusta. Jadi hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits.
III.B. Hadits Matruk
Yang berarti hadits yang ditinggalkan, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.
III.C. Hadits Mungkar
Yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur.
III.D. Hadits Mu’allal
Artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu’allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa disebut juga dengan hadits Ma’lul (yang dicacati) atau disebut juga hadits Mu’tal (hadits sakit atau cacat).
III.E. Hadits Mudhthorib
Artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.
III.F. Hadits Maqlub
Artinya hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).
III.G. Hadits Munqalib
Yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.
III.H. Hadits Mudraj
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya.
III.I. Hadits Syadz
Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut sebagian ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang dihapal ulama hadits. Sedang yang banyak dihapal ulama hadits disebut juga hadits Mahfudz.
IV. Beberapa pengertian (istilah) dalam ilmu hadits
IV.A. Muttafaq ‘Alaih
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits Bukhari – Muslim.
IV.B. As Sab’ah
As Sab’ah berarti tujuh perawi, yaitu:
  1. Imam Ahmad
  2. Imam Bukhari
  3. Imam Muslim
  4. Imam Abu Daud
  5. Imam Tirmidzi
  6. Imam Nasa’i
  7. Imam Ibnu Majah
IV.C. As Sittah
Yaitu enam perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal.
IV.D. Al Khamsah
Yaitu lima perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Bukhari dan Imam Muslim.
IV.E. Al Arba’ah
Yaitu empat perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim.
IV.F. Ats tsalatsah
Yaitu tiga perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah.
IV.G. Perawi
Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.
IV.H. Sanad
Sanad berarti sandaran yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadits itu atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan) hadits. Sanad biasa disebut juga dengan Isnad berarti penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadits itu adalah perawi juga.
IV.I. Matan
Matan ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya.
V. Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer
  1. Shahih Bukhari
  2. Shahih Muslim
  3. Riyadhus Shalihin
Mengenal Ilmu Hadits





































Definisi Musthola’ah Hadits
HADITS ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan sebagainya.
ATSAR ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW.
TAQRIR ialah keadaan Nabi Muhammad SAW yang mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau.
SAHABAT ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam.
TABI’IN ialah orang yang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu lama atau sebentar, dan dalam keadaan beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam.
MATAN ialah lafadz hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW, atau disebut juga isi hadits.

Unsur-Unsur Yang Harus Ada Dalam Menerima Hadits

Rawi
, yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya. Perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut perawi hadits.

Sistem Penyusun Hadits Dalam Menyebutkan Nama Rawi

Hisablah dirimu sebelum dirimu dihisab

Segala puji bagi Allah semata, salam terhadap Nabi Saw
Saudaraku : pernahkah kamu menyendiri dan menghisab apa yang telah kamu katakana dan kamu perbuat ? pernahkan kamu satu hari menghitung keburukannmu sebagaimana kamu menghitung kebaikanmu ? bahkan apakah kamu pernah mengkhayal ketaatanmu yang kamu banggakan ? bila kamu mendapatkan bahwa kebanyakan dari amalanmu itu dipenuhi dengan riya' lalu bagaimana mungkin kamu dapat bersabar pada keadaan seperti ini, dan perjalananmu dipenuhi dengan ketidak senangan dan marabahaya ? dan bagaimana kamu menghadap Allah sedangkan kamu dipenuhi dengan beban dan dosa-dosa ?

Umar bin Al Khattab berkata : hisablah dirimu sebelum dihisab, dan timbanglah sebelum ia ditimbang, bila itu lebih mudah bagi kalian dihari hisab kelak untuk menghisab dirimu dihari ini, dan berhiaslah kalian untuk pertemuan akbar, pada saat amalan dipamerkan dan tidak sedikitpun yang dapat tersembunyii dari kalian.

Renungan buat kita semua

“HISABLAH DIRIMU SEBELUM DIHISAB NANTI & TIMBANGLAH AMAL PERBUATANMU SEBELUM DITIMBANG DI MAHKAMAH ILAHI”
  1. Sudahkah Anda mengingat Allah Swt ketika bangun tidur?
  2. Sudahkah Anda Shalat Subuh hari ini di Masjid?
  3. Sudahkah Anda membaca Dzikir pagi hari ini?
  4. Sudahkah Anda memelihara seluruh Shalatmu dengan berjama’ah di Masjid tepat pada waktunya?

Muhasabah Diri

Sudah sepantasnya kita melakukan muhasabah setiap hari. Dengan berbagai dosa-dosa, baik yang kecil maupun besar yang selalu mengiringi langkah kehidupan kita, apalagi di jaman fitnah yang membuat seseorang lebih sulit lagi untuk bisa terhindardari dosa

Berikut ini ada 36 pertanyaan yang bisa kita jadikan bahan untuk muhasabah harian, silahkan dijawab dengan sejujur-jujurnya karena tidak akan ada yang jadi penilai selain anda sendiri dan Allah SWT


  1. Apakah anda setiap hari selalu shalat shubuh berjamaah di masjid ? (bagi ikhwan)
  2. Apakah anda selalu menjaga shalat yang 5 waktu berjamaah di masjid ? (bagi ikhwan)
  3. Apakah anda hari ini membaca Al-Qur'an?
  4. Apakah anda rutin membaca dzikir setelah selesai melaksanakan shalat wajib?
  5. Apakah anda selalu menjaga shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat wajib?
  6. Apakah anda hari ini khusyu? dalam shalat, menghayati apa yang anda baca?
  7. Apakah anda hari ini mengingat mati dan kubur?
  8. Apakah anda hari ini mengingat hari kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya?
  9. Apakah anda telah memohon kepada Allah sebanyak 3 kali agar dimasukkan ke dalam syurga?
  10. Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah sebanyak 3 kali agar diselamatkan dari api neraka? Karena: “Barang siapa yang memohon syurga kepada Allah sebanyak 3 kali, Syurga berkata, “Wahai Allah! Masukkanlah ia ke dalam syurga”, dan barang siapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak 3 kali, Neraka berkata, “Wahai Allah! Selamatkan ia dari api neraka”.” (Shahih Al-Jami? No. 6151 Jilid 6)
  11. Apakah anda hari ini membaca hadits Rasulullah Shallallahu ?alaihi wa sallam?
  12. Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik?
  13. Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau?
  14. Apakah anda hari ini menangis karena takut kepada Allah?
  15. Apakah anda selalu membaca dzikir pagi dan sore hari?
  16. Apakah anda hari ini telah memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang telah anda perbuat?
  17. Apakah anda telah memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid? Karena Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid, maka Allah akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya.” (HR. Muslim)
  18. Apakah anda telah berdo?a kepada Allah agar Ia menetapkan hati anda di atas agama-Nya?
  19. Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdo?a kepada Allah di waktu ?waktu yang mustajab?
  20. Apakah anda telah membeli buku-buku islam untuk memahami islam? (Tentu dengan memilih buku-buku yang sesuai dengan pemahaman yang diikuti oleh para sahabat Nabi, karena banyak juga buku-buku Islam yang tersebar di pasaran justru merusak pemahaman Islam yang benar).
  21. Apakah anda memintakan ampun kepada Allah untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah? Karena dengan mendo?akan mereka anda mendapat kebaikan pula. (Shahih Al-Jami? No. 5902)
  22. Apakah anda telah memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat Islam?
  23. 23. Apakah anda telah memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya?
  24. Apakah hari ini anda telah bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan?
  25. Apakah anda dapat menahan amarah yang disebabkan karena urusan pribadi dan berusaha untuk marah karena Allah semata?
  26. Apakah anda telah berusaha untuk selalu menjauhkan diri dari sikap sombong dan membanggakan diri?
  27. Apakah anda telah mengunjungi saudara ?saudara seiman dan seagama (ikhlas karena Allah semata)?
  28. Apakah anda telah berdakwah untuk keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan siapa saja yang yang ada hubungannya dengan diri anda?
  29. Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada orang tua?
  30. Apakah anda selalu mengucapkan “Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji?uun ? Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya” jika anda mendapat musibah dari Allah? Karena Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam bersabda: “Hendaklah masing-masing kalian melakukan istirja? (mengucapkan Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji?uun) pada setiap hal meskipun ketika tali sandalnya putus karena hal itu termasuk musibah.” (Hadits hasan, lihat Shahih Al-Kalimut Thayyib No. 140)
  31. Apakah anda hari ini mengucapkan do?a: “Allahumma Innii A?uudzubika an Usyrikabika wa Anaa A?lam wa Astaghfiruka Limaa laa A?lam ? Ya allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahui dan aku memohon ampunan-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui.” (Shahih Al-Jami? No. 3625). Barang siapa yang mengucapkannya maka Allah akan menjauhkan darinya dari syirik besar dan syirik kecil.
  32. Apakah anda selalu berbuat baik kepada tetangga?
  33. Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad dan dengki?
  34. Apakah anda telah membersihkan lisan anda dari perkataan dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata yang tidak ada manfaatnya?
  35. Apakah anda selalu takut kepada Allah dalam hal penghasilan, makanan, minuman dan pakaian?
  36. Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya di segala waktu atas segala dosa dan kesalahan?
 
“Akhi muslim, jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan nyata, agar engkau mendapat ridla Allah dan menjadi orang-orang yang beruntung di dunia dan di akherat, Insya Allah.”


Sabtu, 26 November 2011

Sifat Manusia Dalam Al-Qur'an

ADA 15 SIFAT MANUSIA DALAM AL-QURAN

Mari kita simak Firman Allah di bawah ini:


pertama, manusia itu LEMAH

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)
kedua, manusia itu GAMPANG TERPERDAYA

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)

ketiga, manusia itu LALAI

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur 1)

keempat manusia itu PENAKUT / GAMPANG KHAWATIR

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)

kelima, manusia itu BERSEDIH HATI

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)

keenam, manusia itu TERGESA-GESA

Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)

ketujuh, manusia itu SUKA MEMBANTAH

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)

kedepalan, manusia itu SUKA BERLEBIH-LEBIHAN
  “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6)

kesembilan, manusia itu PELUPA

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )

kesepuluh, manusia itu SUKA BERKELUH-KESAH

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”



“Dan apabila K
ami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)

kesebelas, manusia itu KIKIR

“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)

keduabelas, manusia itu SUKA MENGKUFURI NIKMAT

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15)

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)

ketigabelas, manusia itu DZALIM dan BODOH

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanatkepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)

keempatbelas, manusia itu SUKA MENURUTI PRASANGKANYA

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)

kelimabelas, manusia itu SUKA BERANGAN-ANGAN

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid14)